AGROWISATA TANAMAN OBAT
MERAPI FARMA HERBAL
Sebagai salah satu negara
dengan keanekaragaman hayati melimpah, Indonesia belum bisa memasok tanaman
obat dalam jumlah besar di kanca dunia. Padahal di alam sekitar kita banyak
sekali ditemukan ragam tanaman obat. Sering kali kita mendengar di televisi ataupun
media masa, negara tetangga yaitu Cina telah berhasil menghipnotis kalangan
masyarakat dunia akan obat-obatan herbal yang mereka racik dengan alami. Di
Indonesia sendiri sebenarnya sangat banyak masyarakat yang mengunakan obat-obatan
produk alami, hanya saja pada kenyataannya belum bias dibarengi dengan tingkat
konservasi tanaman obat secara serius. Di mana hal ini akan berpengaruh pada
jumlah koleksi dan usaha pengembangan tanaman obat di Indonesia.
Tanaman obat adalah jenis
tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh bagian tanaman mengandung
senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan,
yaitu sebagai pemelihara, pencegahan dan penyembuh dari suatu penyakit.
Kegiatan konservasi sumberdaya alam khususnya tanaman obat, bukan hanya
pelestarian dan perlindungan saja, akan tetapi pemanfaatannya juga harus
dilakukan secara bijak.
Salah satu agrowisata yang
cukup dikenal oleh kalangan masyarakat Yogyakarta adalah Agrowisata Merapi Farma Herbal yang beralamat di desa
Hargobinangun, Kaliurang, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Tempat ini terkenal akan
sunguhan jamu godok alami yang langsung diracik dari alam. Merapi Farma Herbal merupakan
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan obat-obatan
tradisional yang ikut berperan aktif dalam memberikan pengetahuan mengenai
obat-obatan tradisional kepada masyarakat. Merapi Farma Herbal berkomitmen
untuk aktif dalam menjaga kelestarian tanaman obat tradisional, sehingga tempat
ini dapat dijadikan tujuan wisata bagi yang ingin mendapatkan banyak
pengetahuan tentang tanaman herbal.
Konservasi tanaman obat
yang dilakukan oleh Merapi Farma Herbal yaitu dengan sistem budidaya. Kebun
seluas ± 5.000 m2 memiliki beragam jenis tanaman obat yaitu berkisar
200 jenis tanaman obat. Budidaya tanaman obat dilakukan dengan 2 sistem
penanaman yaitu Sistem Multiplecrooping (
Lebih dari satu jenis tanaman ) dan sistem penanaman biasa dengan media pot
atau polibag.
Sistem budidaya
dimaksudkan agar penanaman dan pengelolaan tanaman obat tetap berkesinambungan
atau tetap berkelanjutan. Jumlah tanaman obat yang digunakan untuk pengolahan
jamu tardisional diimbangi dengan jumlah penanaman tanaman obat. Dari segi
penanaman tanaman obat, maka perlu adanya usaha untuk pengadaan pembibitan.
Pengadaan pembibitan diadakan sendiri di lahan belakang Merapi Farma Herbal.
Sebelum pengadaan pembibitan, maka tanah juga perlu diolah. Pengolahan tanah
dilakukan dengan pencampuran tanah dengan pupuk kompos. Setelah itu, tanah
dibuat bedeng dan siap dijadikan lahan pembibitan.
Selain
pengolahan tanah, Merapi Farma Herbal juga memanfaatkan air dari aliran sungai
dan aliran siring ( parit ) di sekitarnya yang kemudian dialirkan dengan selang
ke tanaman obat. Selain itu, untuk menjaga kelembaban tanah dan menjaga air di
dalam tanah agar tidak banyak menguap digunakan mulsa pada beberapa jenis
tanaman obat.
Di Agrowisata Merapi
Farma Herbal kita bisa
wisata menikmati alam segar dan jamu godok alami sembari mendapat pengetahuan
tambahan tentang tanaman obat-obatan. Pengetahuan terhadap manfaat tanaman
sangatlah penting. Dan bahkan jika kita berminat untuk mengenal lebih jauh
mengenai tanaman obat tersebut maka pihak agrowisata akan memberikan pemandu
pemandu yang telah berpengalaman.
terima kasih informasi tentang merapi farma herbalnya mba,,,sarannya kalau boleh tuliskan juga sejarah berdirinya,,,,